Minggu, 13 Februari 2011

Provinsi Kalimantan Utara Terbentuk Akhir 2010

Pada akkhir 2010 rencananya Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sudah dapat diwujudkan. "Proses terbentuknya Provinsi Kaltara saat ini sudah mencapai 98%," kata Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) HM Mukmin Faisyal, di Balikpapan, Rabu (7/4). Proses diwujudkannya Kaltara dimaksudkan agar fasilitas untuk masyarakat di perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim) wilayah Utara dapat terpenuhi, karena daerah yang jauh dari jangkauan dan kurangnya fasilitas.

Mukmin mengharapkan dengan terbentuknya Provinsi Kaltara, agar proses pelayanan dan dibangunannya fasilitas infrastruktur untuk masyarakat di perbatasan.
Lihat Peta Lebih Besar

Bulungan Ditetapkan Jadi Ibu Kota Kalimantan Utara

Pembahasan panjang terkait program pembentukan Kalimantan Utara (Kaltara) akhirnya mulai menunjukan kemajuan signifikan, setelah tim indipenden dari FISIP Universitas Mulawarman dari hasil pengkajiannya memberikan rekomendasi bahwa Bulungan paling feasibel menjadi ibukota provinsi baru itu.
Dipilihnya Kabupaten Bulungan paling tepat ketimbang Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan disampaikan Tim FISIP Unmul terdiri dari Ketua Drs Masjaya Msi, Penanggungjawab Paranoan (Dekan Fisipol) Adri Paton (Wakil) dengan para anggota Sarosa Hamongpranoto, Mustafa, M Noor, Herdiono, Sanjaya, Jumlani, Farhanuddin dan Bambang kepada Gubernur Kaltim, di Samarinda, akhir pekan lalu.

Akankah Kalimantan Utara Terbentuk?

WILAYAH Kalimantan Utara selama ini sangat identik dengan kawasan Sabah dan Sarawak yang merupakan wilayah negara bagian di Malaysia. Karena itu, di dalam peta Indonesia, wilayah tersebut selalu diberi warna putih. Namun, sebutan Kalimantan Utara tampaknya akan segera dikoreksi jika keinginan sejumlah pemerintah daerah, yakni Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kota Tarakan, yang sepakat untuk memisahkan diri dari Provinsi Kalimantan Timur, terpenuhi. Mereka ingin membentuk Provinsi Kalimantan Utara yang tentu tidak berada dalam wilayah “putih” peta sekarang.

KESEPAKATAN ini bukan semata-mata kehendak bupati atau wali kota, tetapi sudah disepakati dewan perwakilan rakyat di masing-masing daerah. Bahkan, dalam pertemuan dengan DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda, kehendak untuk membentuk Provinsi Kalimantan Utara kembali ditegaskan para bupati dan wali kota.

Sejarah Tarakan

Kota Tarakan adalah salah satu kota di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 250.80 km² dan sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatatan Sipil dan Keluarga Berencana Kota Tarakan pada bulan Maret 2006 berpenduduk sebanyak 169.951 jiwa. Tarakan atau juga dikenal sebagai Bumi Paguntaka adalah sebuah pulau yang terletak di utara Kalimantan Timur.

Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera).

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa tidung Tarak (bertemu) dan Ngakan (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.

Kependudukan Kabupaten Malinau

Berdasarkan hasil pencacahan lapangan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk sementara Kabupaten
Malinau adalah 62.423 jiwa, yang terdiri dari 33.660 laki-laki dan 28.763 perempuan. Dari hasil
SP2010 diketahui persebaran penduduk (distribusi penduduk) Kabupaten Malinau sekitar 81 % masih terpusat di sekitar wilayah Ibukota Kabupaten, yaitu di Kecamatan Malinau Kota sebesar 30,54 %, Kecamatan Malinau Utara sebanyak 16,15 %, Kecamatan Malinau Barat sebesar 13,10 %, Kecamatan Malinau Selatan sebanyak 12,70 % dan Kecamatan Mentarang sebesar 8, 51 %, sedangkan sisanya sebesar 19 % tersebar merata di 7 kecamatan lainnya.

Profil Kabupaten Malinau


Kabupaten Malinau merupakan salah satu daerah hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bulungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999.

Pada awalnya Malinau adalah sebuah kawasan pemukiman yang semula dihuni suku Tidung. Daerah ini selanjutnya menjadi kampung, berubah menjadi kecamatan. Kini Malinau menjadi ibukota kabupaten.

Berdasarkan keterangan tokoh masyarakat suku Tidung, asal mula timbulnya atau disebutnya nama Malinau saat kedatangan orang-orang Belanda ke pemukiman yang dulunya bernama Desa Selamban. Di Desa Selamban tinggal penduduk dari kalangan keluarga Suku Tidung. Sedangkan di seberang sungai terdapat Desa Pelita Kanaan, yang terletak di tepi sungai Kabiran tempat bermukimnya Suku Abai.

Pariwisata Kabupaten Bulungan


Tanjung Selor adalah ibukota Kabupaten Bulungan yang dapat ditempuh selama 90 menit menggunakan speed boat atau sekitar 15 menit dengan penerbangan pesawat perintis dari Kota Tarakan. Secara Geografis Bulungan berbatas di sebelah Utara dengan Kabupaten Nunukan, sebelah Timur dengan laut Sulawesi dan Kota Tarakan, sebelah Selatan dengan Kabupaten Berau dan sebelah Barat dengan Kabupaten Malinau. Kondisi Kabupaten Bulungan memiiiki beberapa pulau yang dialiri puluhan sungai besar dan kecil serta topografi yang berbukit-bukit, gunung-gunung dengan tebing terjal dan kemiringan yang tajam.


Dalam hal kekayaan pulau, kabupaten ini memiliki pulau yang terluas yaitu Pulau Mandul di Kecamatan Bunyu (31.575 Ha) dan sungai terpanjang Sunyai Kayan (576 km), sedangkan gunung tertinggi adalah Gunung Kudas yang terletak di Kecamatan Peso dengan ketinggian 1.670 m.