Oleh: HARMEN BATUBARA*
PENGEMBANGAN Pulau Sebatik Indonesia ke depan diupayakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan berbagai potensi sumber daya yang ada. Baik dari sisi letak geografisnya sendiri maupun potensi sumber daya alamnya yang telah ada dan melimpah saat ini.
Pengembangan itu mencakup pengembangan usaha perikanan tangkap, pengembangan usaha tani perkebunan dan tanaman pangan seperti kakao, kopi, kelapa sawit dan padi. Serta pengembangan usaha-usaha perdagangan dan jasa, yang menjadikannya sebagai pintu masuk ke wilayah Kalimantan Timur khususnya kota-kota disepanjang pantai timur Kalimantan mulai dari Balikpapan, Bontang, Tanjung Selor, Tarakan, Nunukan dan Sebatik, termasuk di dalamnya adalah potensi pariwisata (Trade and Service).
Usaha dan upaya diatas dipandang penting dalam menggerakan perekonomian Pulau Sebatik. Pengembangan ekonomi kawasan perbatasan seperti halnya Pulau Sebatik, di mana perdagangan dipandang sebagai komoditas utama, juga mengingat perannnya selama ini yang mampu mengembangkan potensi wilayahnya, Pulau Sebatik dapat menjadi perhatian positif dari kota tetangganya, Tawau.
Tawau secara pasti telah menjadikan Sebatik sebagai partner dagang yang baik dan memberikan semangat kerjasamanya. Konsepsi pengembangan wilayah Kabupaten Nunukan secara umum dan pulau Sebatik khususnya di masa depan, harus terintegrasi dan dikembangkan melalui strategi pengembangan wilayah.
Dan spesifik lagi, juga hal ini sesuai dengan kondisi geografi wilayahnya, yang sinkron dengan VISI INDONESIA 2025 DAN KONEKTIVITAS ASEAN 2015 baik pada wilayah laut maupun daratnya.
Hal ini, menurut saya, dikarenakan pada wilayah ini disamping merupakan wilayah perbatasan juga sebagai simpul dalam sistem jaringan perdagangan antar Negara. Hal ini juga dapat memanfaatkan potensi perekonomian kota-kota besar di Kalimantan Timur, khususnya Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangata, Tanjung Selor, Tarakan dan Nunukan dengan kota-kota di wilayah Sabah dengan memanfaatkan pola kawasan berikat atau kawasan ekonomi khusus.
Sumber daya wilayah perbatasan perlu dikelola dan didayagunakan dengan optimal dengan mengintegrasikannya dengan pembangunan nasional maupun kawasan sehingga dapat memberikan peluang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat diwilayah tersebut.
Pusat Riset Perbatasan dan BNPP
Menjadikan wilayah perbatasan sebagai beranda depan Negara, berarti melakukan pembangunan wilayah dengan cara-cara yang benar, dilakukan berdasarkan pada suatu hasil riset yang dilakukan dengan baik oleh suatu badan riset yang berkualitas.
Karena itu, di masa yang akan datang Badan nasional Pengelola Perbatasan memerlukan partner berupa pusat riset yang tepat, pusat riset yang memahami tidak saja permasalahan pembangunan di wilayah perbatasan tetapi sekaligus yang bisa melihatnya dari sisi pertahanan.
Fakta memperlihatkan, bahwa saatnya Indonesia mempersiapkan segala sesuatunya terkait pembangunan wilayah perbatasan dengan cara-cara yang benar dan berdasar pada hasil riset kajian unggulan oleh Universitas atau badan yang mempunyai kompetensi pada bidangnya.
Dari sisi lain wilayah perbatasan itu sendiri membutuhkan model atau ikon tentang pembangunan wilayah atau pembangunan kota perbatasan yang bisa dijadikan acuan bagi pengembangan kota-kota lainnya. Dalam konstek seperti ini, maka tidaklah berlebihan bila untuk pengembangan pulau Sebatik ke depan dapat di jedikan sebagai ikon pembangunan Kota di perbatasan.
Di lihat dari Visi Indonesia 2025 dan Konektivitas Asean 2015, maka sedang di gagas adanya kooridor pengembangan potensi wilayah di Kalimantan Timur, khususnya di pesisir timur pulau Kalimantan yang menghubungkan Balikpapan-Tarakan-Nunukan-Sebatik dan Tawau (Malaysia).
Maka sudah pada tempatnya menjadikan Pulau Sebatik sebagai kota perbatasan dan menempatkannya sebagai kota dagang, yang mampu memberikan nilai tambah bagi kepentingan perdagangan di wilayah perbatasan. Sebatik yang ada saat ini masih sangat tergantung pada berbagai sarana dan prasarana dagang yang di berikan oleh Tawau (Malaysia).
Sehingga tampaknya kemudian, tanpa Tawau praktis kegiatan produksi dan semua usaha (tani koko, sawit dan sembako) tidak akan jalan di Pulau Sebatik. Artinya, semua bisnis yang ada di Pulau Sebatik di kendalikan oleh Tawau.
Untuk mengurangi ketergantungan dan memberikan daya tawar yang lebih baik bagi para pengusaha Sebatik, maka ada beberapa hal yang perlu dipikirkan oleh Pemda beserta pengusaha lokal.
Diantaranya adalah pemerintah harus segera memikirkan adanya pembangunan berbagai fasilitas yang bisa memberi nilai tambah bagi produk yang ada di Pulau Sebatik yang meliputi pusat bisnis, pusat pengelolaan produk perikanan, produk pertanian dll.
Dari segi ide pengembangan, tidak ada salahnya kalau Pemda Nunukan, atau malah Tarakan ikut mempelajari kembali konsep lama di tahun 80-an, terkait pengembangan kedua kota tersebut sebagai bagian dari kawasan berikat nasional.
Pemda perlu bekerja sama dengan para pengusaha lokal, juga dengan Kota Tawau untuk sama-sama pengembangan pusat–pusat bisnis yang cocok untuk dikembangkan di Sebatik. Karena itu, sangatlah besar faedahnya adanya sarana penunjang seperti dermaga dan pelabuhan yang bagus, pusat cool storage, pabrik pengalengan ikan; industry kakao; kelapa sawit dan lain lain. Ini adalah suatu kebutuhan yang riel.
Kondisi yang ada Sekarang ini, nelayan Sebatik tidak ada pilihan lain selain harus menjual hasil tangkapannya ke pengusaha Tawau meski nilainya “rendah”. Sehingga dengan adanya cool storage, pengusaha Sebatik bisa melakukan nego yang lebih “fair” demi mendapatkan harga yang lebih pantas.
Demikian juga dengan potensi kelapa Sawit yang luar biasa menjanjikan di pulau ini. Sebatik saat ini membutuhkan pabrik pengolahan sawit, sebab dalam setahunnya sudah mampu menghasilan 600 ton.
Hal yang sama untuk petani coklat. Sebatik juga merupakan penghasil coklat yang cukup besar dengan kualitas yang sangat baik. Adanya pusat pengolahan coklat, akan memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi Sebatik.
Demikian pula dalam pengembangan Pariwisata. Dari sisi keindahan alam, tidak bisa disangkal Pulau Sebatik mempunyai pantai yang sangat indah dan bisa dikembangkan untuk resort dan rekreasi keluarga. Untuk itu, pemerintah perlu memperkuat jaringan transportasi yang ada, khususnya sarana dermaga, ditambah pintu PPLB (Pos Pemeriksaan Lintas Batas) yang mempunyai kewenangan keimigrasian.
Bila hal itu bisa diwujudkan, maka dipercaya di masa depan Kota Sebatik akan jadi Ikon Kota perbatasan yang bisa jadi contoh bagi pengembangan wilayah perbatasan di masa yang akan datang. Tetapi semua itu Perlu terlebih dahulu dilakukan lewat Kajian dan Riset oleh institusi Riset yang mempunyai kompetentsi di bidangnya.
CDBR Unhan ke Depan
Dari berbagai kegiatan penelitian dalam mempersiapkan dan menghantar Pusat Riset Perbatasan Unhan menjadi suatu Pusat Riset Unggulan di Pulau Sebatik. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Misalnya, perlunya Pusat Riset Kajian Perbatasan Unhan ini dikembangkan menjadi Pusat Riset Unggulan yang Konsern Dalam Pengembangan Potensi Wilayah Perbatasan.
Pusat Riset ini nantinya diharapan tidak saja mempunyai basis data wilayah perbatasan, tetapi sekaligus menjadi partner Pemda kabupaten/Kota wilayah perbatasan dalam mengkaji dan mengembangkan model pengembangan wilayah perbatasan.
Hal ini bisa dilakukan dengan jalan berkolaborasi erat dengan berbagai institusi terkait di daerah dan di pusat, mulai BNPP pusat dan daerah, Bapenas dan Bappeda.
Dengan kolaborasi tersebut, maka dapat dilahirkan konsep-konsep pengembangan wilayah yang sesuai dengan wilayah perbatasan yang spesifik (taylor made). Hasil-hasil atau model-model hasil kajian dan riset ini kemudian oleh Pusat Riset ini juga dapat mengkomunikasikannya dengan para pebisnis lokal, nasional maupun internasional yang dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan Kadin (Pusat dan Daerah).
Dengan demikian, Pusat Riset Unhan ini diharapkan jadi Pusat unggulan Kajian dalam menghasilkan konsep-konsep pengembangan wilayah perbatasan tetapi sekaligus juga mampu menjualnya kepada para pebisnis terkait di bidangnya, baik di tingkat lokal, nasional maupun Internasional dan tentu saja tetap berada pada sisi keunggulannya, yakni pemahamannya yang baik terkait pertahanan nasional.
*Penulis adalah pemerhati untuk pulau pulau di perbatasan negara RI. Beliau juga adalah pendiri WilayahPerbatasan.com. Beliau saat ini bekerja di Departemen Pertahanan Kementerian Pertahanan dan Keamanan, Jakarta Pusat. Penulis sekarang telah pensiun sebagai kolonel.
Sumber :
http://www.sebatik.com/2011/02/pulau-sebatik-dan-pengembangan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar